Seorang tokoh penting dalam penerimaan awal teknologi baru ini adalah Alexis Soyer, koki terkenal di Reform Club di London. Sejak 1841, ia mengubah dapurnya untuk menggunakan gas pipa, dengan alasan bahwa gas secara keseluruhan lebih murah karena pasokannya dapat dimatikan saat kompor tidak digunakan.
Fungsi dan Fitur Kompor Gas
Mengutip dari homesteady.com, pada pergantian abad ke-20, masih banyak dijumpai wanita menggunakan kompor berbahan bakar batu bara. Mereka menyalakan api setiap pagi, terus-menerus merawat api, mengosongkan abu dan mengoleskan cat hitam lilin agar kompor tidak berkarat.
Semua ini memakan waktu satu jam atau lebih, dan bahkan belum termasuk kegiatan memasak. Kompor berbahan bakar gas membutuhkan lebih sedikit pekerjaan untuk dirawat dan karena itu dapat mengurangi waktu wanita di dapur.
Selain efisiensi, fitur yang paling menonjol dari kompor berbahan bakar gas adalah permukaannya yang tetap dingin saat memasak. Dibanding memaksa diri untuk memilih tungku pembakaran batu bara yang dapat menghasilkan potensi luka bakar, pelanggan dapat memilih jenis pembakaran gas yang lebih kecil.
Pada 1915, perkembangan besar untuk kompor pembakaran gas diperkenalkan, yakni termostat untuk oven. Selain itu, pada waktu yang hampir bersamaan gas alam diperkenalkan untuk digunakan dalam kompor gas. Gas alam ini terbukti lebih murah dan kurang beracun bagi orang-orang di sekitarnya. Tungku berbahan bakar gas melebihi jumlah kompor batu bara atau kayu dua banding satu pada tahun 1930.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Migrasi ke Kompor Listrik, Pakar: Pemerintah Hanya Memindahkan Masalah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.