TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir, yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat Indonesia masih memiliki peluang memajukan ekonomi syariah.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menurutnya sudah mulai bergerak menjadi produsen bukan lagi konsumen industri halal.
"Indonesia punya masa depan ekonomi yang menjanjikan terutama ekonomi syariah," kata dia dikutip dari akun instagram @erickthohir, Sabtu, 24 September 2022.
Pertumbuhan ekonomi syariah menurutnya diawali dengan perbaikan ekosistem keuangan syariah terlebih dahulu. Karena itu pemerintah pun telah memperkuat bank syariah BUMN dengan menghadirkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk
"Dengan adanya dari dari keuangan syariah kita bisa mendorong yang namanya potensi-potensi dari industri syariah," kata Erick.
Erick mengungkapkan, pemerintah sebetulnya punya target besar menjadikan Indonesia pusat dari ekosistem syariah dunia. Apalagi, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia dapat menjadi kekuatan utama.
"Yang terpenting saat ini adalah bagaimana potensi yang ada dikelola dengan baik oleh para professional dan praktisi ekonomi syariah yang berorientasi pada level global," kata dia.
Menurut Erick syarat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terletak pada tiga hal, pertama harus agresif menyampaikan ke dunia luar Indonesia punya pasar yang besar. Kedua pembangunan industri halal harus terus ditingkatkan, dan yang ketiga penguatan aspek good corporate governance dalam setiap aktivitas pengelolaan ekonomi syariah nasional.
Untuk saat ini, Erick menegaskan, keberpihakan kebijakan pemerintah terlihat dalam percepatan industri keuangan syariah ini. Erick pun mendorong agar seluruh pihak yang terlibat dalam ekonomi syariah memiliki profesionalisme dan standar tinggi.
"Satu kita memang punya market yang sangat besar, kita punya umat muslim terbesar dan kalau dilihat data-data di industri halal kita pun bukan negara yang memproduksi industri, halal kita itu konsumtif industri halal," ujarnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini