Ia menjelaskan selama ini tak menabung uangnya di bank karena kesibukan pekerjaan dan tak ada waktu untuk mondar-mandir ke lembaga keuangan itu. Oleh karena itu, Samin memilih menyimpan uangnya dalam celengan di rumahnya.
"Saya mau ke bank tidak sempat. Karena harus bekerja di sekolah, bantu-bantu sekolah dan menjaga para siswa sekolah," tuturnya.
Usai memilah dan menghitung uang tabungannya, pada pukul 13.30 WIB, Selasa lalu, Samin bersama Kadarwati mendatangi kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. Mereka menemui Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, untuk menanyakan nasib uang Rp 50 juta yang rusak karena rayap.
Soal ini, Joko menyebutkan uang rusak hanya bisa diganti uang baru bila memenuhi syarat tertentu. Syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah uang tersebut haruslah uang asli dan wajib memiliki luasan minimal 2/3 bagian atau 68 persen dari ukuran penuh.
BI lalu menyarankan Samin itu menyusun terlebih dahulu potongan uang bekas dimakan rayap. Karena diketahui ada banyak potongan-potongan kecil uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Lebih jauh Joko menjelaskan, hal tersebut harus dilakukan untuk membuktikan jumlah uang yang wajib diganti oleh BI karena uang yang sudah hilang tidak bisa diganti. "Yang bisa diganti adalah uang sisa bekas dimakan rayap. Kalau ludes tidak tersisa tidak bisa diganti," katanya.
Samin lalu menyusun potongan-potongan uang dan mengecek luasan uang menggunakan alat pendeteksi otomatis seperti yang diminta Bank Indonesia. "Untuk menghindari selisih Pak Samin sendiri yang akan menyusun potongan-potongan itu. Baru kami akan cek," tutur Joko.
Soal ini, Samin mengaku agak kerepotan karena solusi yang ditawarkan bank sentral adalah menambal uang yang rusak. "Disuruh cari pasangan uangnya. Karena itu cukup sulit," katanya. Ia pun harus mengikhlaskan puluhan lembar uang yang sudah menjadi potongan-potongan kecil.
Dari situ ia berharap orang-orang tak mengikuti jejaknya. "Pelajaran juga untuk orang lain agar jangan menabung di tempat seperti saya agar tidak dimakan rayap," kata Samin.
Samin akhirnya hanya bisa pasrah dengan kondisi uang tabungan haji yang sebagian besar telah rusak tersebut. "Ya ini sudah kehendak Allah, Lillahi Ta'la. Niat saya daftar naik haji, untuk bangun rumah."
Baca: Potongan Aplikator ke Ojol Langgar Batas Maksimum 15 Persen, Kemenhub: Kami Terus Pantau
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.