TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Jago Tbk. pada semester pertama tahun 2022 mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 29 miliar, berbanding terbalik dengan periode serupa tahun 2021 yang membukukan rugi Rp 47 miliar.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar pada public expose 2022 yang digelar secara virtual, Rabu, 14 September 2022.
Kharim menjelaskan bahwa laba bersih ini diperoleh seusai Bank Jago fokus mengembangkan kolaborasi dengan sejumlah ekosistem perusahaan lain, baik dengan perusahaan multifinance, financial technology, serta lembaga keuangan digital lainnya.
“Kolaborasi menjadi kata kunci bagi Bank Jago untuk terus tumbuh positif dan solid. Untuk itu, Bank Jago akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan sejumlah ekosistem,” ujar Kharim melalui siaran pers, Rabu, 14 September 2022.
Per akhir Juni 2022, Bank Jago sudah menggandeng 34 institusi, termasuk 26 mitra dalam kerja sama penyaluran pembiayaan atau partnership lending. Termasuk di dalamnya kolaborasi dengan Carsome Indonesia dan GoTo.
“Partnership lending merupakan strategi Bank Jago untuk memperluas penetrasi pasar sekaligus menciptakan akses keuangan ke para pelaku UMKM serta masyarakat luas,” ujar Kharim.
Dengan strategi ini, hingga akhir semester I - 2022, Bank Jago mencatat pertumbuhan jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 3,9 juta. Sedangkan per akhir Agustus 2022, jumlah nasabah ini melonjak 175 persen dari catatan nasabah akhir 2021 sebanyak 1,4 juta.
Selanjutnya: Lonjakan jumlah nasabah dorong kenaikan DPK.