TEMPO.CO, Jakarta - Para pengemudi ojol tetap menolak kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar meskipun ada bantuan langsung tunai atau BLT BBM yang disiapkan pemerintah sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM.
“BLT BBM yang hanya Rp 600 ribu tidak akan mencukupi kebutuhan hidup karena hanya 4 bulan,” ujar Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati lewat keterangan tertulis pada Selasa, 13 September 2022.
SPAI bersama Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) kembali melakukan aksi demostrasi tolak kenaikan BBM di depan Istana Negara hari ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sebelumnya mengumumkan adanya pengalihan subsidi BBM menjadi bansos pada Senin, 29 Agustus 2022. Bantalan sosial tambahan ini akan digelontorkan kepada 20,65 juta kelompok atau keluarga penerima manfaat dalam bentuk bantuan langsung tunai atau BLT sebesar 12,4 triliun rupiah untuk tahap pertama.
Bansos itu mulai dibayarkan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini sebesar Rp 150 ribu selama 4 kali, sehingga totalnya menjadi Rp 600 ribu. Tapi, pembayaran dirapel selana dua kali, yaitu Rp 300 untuk setiap transfer. Bansos akan dibayarkan melalui berbagai saluran Kantor Pos di seluruh Indonesia untuk 20,65 juta keluarga penerima dengan anggaran Rp 12,4 triliun.
Jokowi juga memutuskan akan membantu 16 juta pekerja yang punya gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan. Kalangan pekerja ini juga diberikan bantuan sebesar Rp 600 ribu dengan total anggaran Rp 9,6 triliun. Petunjuk teknis akan diterbitkan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah.
Selanjutnya: "Dampak kenaikan harga BBM bisa sampai 2 tahun ke depan."