TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Komunitas Bogor Raya (Kobra) Apih Hedy yang juga salah satu pengemudi taksi online menceritakan penghasilannya setelah harga Bahan Bakar Minyak atau BBM naik.
“Sekarang dengan kenaikan harga BBM ini penyesuaian tarif belum terlaksana. Itu berat buat kami,” ujar dia di sela-sela melakukan aksi demonstrasi di Kantor Gojek, Blok M, Jakarta Selatan, Senin, 12 September 2022.
Menurut dia, baru sembuh dari musibah pandemi Covid-19 yang cukup berdampak pada pengemudi online dan membuat penumpang sangat minim. “Dari musibah itu kami sudah merasa rugi, sekarang BBM naik,” kata dia.
Apih menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan mediasi dengan Gojek sebanyak tiga kali, dan Grab Indonesia empat kali sebelum turun ke jalan melakukan aksi demostrasi. “Tapi tidak ada itikad untuk memenuhi tuntutan kami. Itu alasan kenapa kami turun ke jalan,” tutur dia.
Apih juga mengatakan rencana aksi itu sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari karena pihak aplikator tidak menggubris aspirasinya. Dengan melakukan demostrasi dan langsung menggeruduk kantornya, dia berharap, aplikator bisa mendengar apa yang diinginkan para pengemudi taksi online.
“Kami harap driver online sudah tidak akan melakukan mediasi lagi, yang kami inginkan adalah langsung saja mereka harus menjawab sekarang apa yang kami tuntut,” tutur Apih.
Sementara Kepala Divisi Humas Driver Online Indonesia (DRONE) Abah Ajat menjelaskan penghasilan pengemudi taksi online turun setelah harga BBM naik, karena tarif angkutan itu tak ikut dinaikkan. "Betul (saat ini masih dipotong aplikator 20 persen) dari total order ya, orderan penumpang itu dipotong 20 persen. Udah gitu ditambah harga BBM naik, kan. Istilahnya mati segan hidup pun tak mampu," ujar dia.
Setelah kenaikan harga BBM, kata Ajat, penghasilannya menurun. Dia mencontohkan, argo Rp 12 ribu, lalu biaya bensin Rp 10 ribu. "Kami para driver online ini tidak bisa hidup dengan pendapatan yang sekarang ini. Karena selama yang kita jalani ini karena kenaikan harga BBM itu tidak menutup semua kebutuhan," kata dia.
Para pengemudi taksi online yang tergabung dalam DRONE melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Grab Indonesia dan Gojek. Selain menuntut kenaikan tarif mereka juga menyampaikan beberapa aspirasi lain yakni meminta agar pisahkan Blue Bird dari aplikasi Gojek dan kembali pada sistem awal yakni ride sharing, yakni pengemudi taksi bebas mengambil orderan.
Tuntutan lainnya meminta agar aplikator merevisi perjanjian kemitraan yang adil dan melibatkan seluruh elemen dari driver online. Serta berhenti lakukan penerimaan mitra baru pada aplikasi Gojek - Grab untuk menjaga kestabilan antara penumpang dengan mitra driver online.
Baca Juga: Didemo Pengemudi Taksi Online, Gojek Janjikan Ini pada Jumat 16 September
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.