Setelah itu, harga batu bara acuan cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Juli di level US$ 319 per ton dan Agustus lalu sebesar US$ 321,59 per ton.
Lebih jauh Agung memaparkan dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu permintaan dan pasokan. Pada faktor turunan suplai, misalnya, dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Adapun harga batu bara merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks ICI, Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilohtam GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.
Baca: Diminta Jokowi Masuk Blok Masela, INA: Kami Hati-hati Berinvestasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.