Lebih jauh, ia memaparkan mekamisme yang dilakukan bila SPBU kehabisan stok bahan bakar. Bila hal itu terjadi, kata Agus, pom bensin tidak bisa langsung ditambah kuotanya. Sebab, ada keterbatasan kuota harian di setiap SPBU dan hal ini diatur dalam oleh BPH Migas sebelumnya.
Artinya, ujar Agus, SPBU tidak bisa meminta penambahan penyaluran BBM subsidi karena kuota harian di setiap SPBU sudah ditentukan oleh Pemerintah (BPH Migas).
Per Jumat pekan lalu, 26 Agustus 2022, realisasi penyaluran Pertalite di Sumatera Barat telah mencapai 442.236 kiloliter atau 86 persen dari kuota tahun ini. Sedangkan rata-rata penyaluran harian Pertalite di provinsi itu sebesar 1.858 kiloliter per hari.
"Jadi sudah over 32 persen dari rata-rata kuota harian yang ditetapkan BPH Migas sebesar 1.406 kiloliter per hari," ucap Agus.
Sedangkan untuk Bio Solar pada periode yang sama, realisasi penyalurannya sudah mencapai 308.510 kiloliter. Angka itu setara dengan 76 persen dari kuota Bio Solar tahun ini.
Adapun rata-rata penyaluran harian Bio Solar di Sumatera Barat sebesar 1.296 kiloliter per hari, dan juga sudah 16 persen lebih dari rata-rata kuota harian yang ditetapkan BPH Migas sebesar 1.117 kiloliter per hari.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan kuota BBM bersubsidi tahun 2022 ini hanya cukup hingga September 2022. Soal ini, Agus mengatakan. Pertamina akan tetap melakukan distribusi sesuai dengan penyaluran biasanya.
"Jika tidak ada yang bersubsidi, maka yang nonsubsidinya yang kita distribusikan, seperti Pertamax dan Pertamax Turbo. Karena kami tidak ingin terjadi kelangkaan," ucap Agus.
Terkait prediksi kuota BBM bersubsidi bakal habis pada September 2022 nanti, kata Agus, Pertamina tidak bisa berkomentar banyak karena sampai saat ini belum ada sinyal pemerintah akan menambah kuota. Meskipun sudah ada permintaan dari masing-masing provinsi untuk menambah kuota tersebut. "Tugas Pertamina hanya menyalurkan sesuai yang ditugaskan oleh pemerintah."
BISNIS
Baca: Jokowi Pamer Inflasi 4,9 Persen ke Bos Freeport-McMoRan: Lebih Baik dari AS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.