Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebutkan TPIP dan TPID saat ini berfokus kepada pengendalian inflasi pangan yang sudah mencapai 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada bulan Juli 2022. Tim berupaya agar laju inflasi tersebut turun ke level 6 persen (yoy).
Menurut Destry, bila inflasi pangan tidak diturunkan, akan merambat ke inflasi inti. "Sejauh ini kita melihat untuk inflasi harga diatur pemerintah lebih bisa terkendali, tetapi inflasi pangan yang bermasalah," tuturnya.
Oleh sebab itu, ia menyatakan bank sentral bersama pemerintah membentuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), sebagai upaya ekstra yang harus digencarkan TPIP dan TPID. Gerakan tersebut juga untuk mengatasi perbedaan pasokan pangan di berbagai wilayah Indonesia, serta didorong pula perluasan kerja sama antardaerah, fasilitasi distribusi, replikasi bisnis model klaster, dan gerakan tanam serta penyelenggaraan pasar rakyat di sejumlah wilayah Indonesia.
BI, kata Destry, akan 46 Kantor Wilayah di seluruh Indonesia bersama dengan pimpinan daerah. "Kekhawatiran BI adalah kalau inflasi pangan tidak bisa diatasi tentunya akan berpengaruh pada inflasi inti. Dengan demikian sebelum ekonomi tumbuh mencapai puncaknya, kita harus atasi inflasi agar tidak seperti negara lain."
ANTARA
Baca: MNC Investama Resmi Ganti Nama jadi MNC Asia Holding, Begini Penjelasan Hary Tanoe
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.