TEMPO.CO, Jakarta - Kabar terbaru, perusahaan rintisan (startup) di bidang pendidikan, Zenius, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK kepada beberapa karyawannya. Kabar ini muncul dari akun Twitter @ecommurz yang mencuitkan bahwa Zenius melakukan PHK lagi dan diduga jumlahnya hingga 600 karyawan.
Kabar mengenai PHK karyawan tersebut dibenarkan Chief Executive Officer atau CEO Zenius, Rohan Monga, melalui keterangan resminya yang disampaikan pada hari Kamis, 4 Agustus lalu. Namun, mengenai jumlah pasti karyawan yang di-PHK, Rohan tidak menyampaikan keterangan lebih lanjut.
"Langkah ini harus diambil untuk dapat beradaptasi dengan situasi ekonomi saat ini, dengan menyesuaikan jumlah tim menjadi lebih ramping dan berfokus pada hybrid learning melalui jaringan New Primagama, yang didukung oleh platform online Zenius," ujarnya seperti dikutip dari Bisnis, kemarin, 4 Agustus 2022. Sebelumhya pada Mei lalu, Zenius PHK karyawan tak kurang 200 orang.
Zenius Berdiri Sejak 2004
Walaupun belakangan ini sering kali diberitakan melakukan PHK pada karyawannya, mengutip dari laman resmi Zenius, perusahaan ini telah beroperasi sejak 2004. Mulanya, Zenius dirintis oleh dua orang pendiri, yaitu Medy dan Sabda. Keduanya mendirikan Zenius dan memulai binis tanpa bantuan dari pihak eksternal.
Di tahun yang sama, Zenius sebenarnya sudah menjajal model pendidikan melalui media digital dengan membeli domain internet zenius.net. Namun, pada tahun tersebut, jumlah pengguna dan kebiasaan masyarakat terhadap internet masih rendah.
Alhasil, Medy dan Sabda mencoba model bisnis pembelajaran layaknya pendidikan konvensional, tetapi direkam dan diabadikan ke dalam Compact Disc atau CD. Kepingan CD inilah yang dijual secara satuan dan keuntungannya mulai digunakan sebagai modal mandiri untuk membangun perusahaan yang lebih besar.
Tak disangka, respons pasar dan konsumen terhadap CD jualan Zenius sangat baik. Alhasil para tutor awal, seperti medy, Sabda, Wisnu, Kosim, dan Yoki berhasik mendirikan perusahaan resmi bernama PT Zenius Education pada 7 Juli 2007.
Sejak itulah, Zenius mulai serius untuk mengembangkan model pembelajaran digital. Domain internet, zenius.net, pun beroperasi kembali pada 22 April 2010 dan sangat aktif dan efektif digunakan pada kisaran tahun 2011 - 2012.
Apabila merujuk pada rekam data asli milik Zenius, seiring perkembangan tahun, perusahaan rintisan ini juga mulai menjamur di berbagai wilayah di Indonesia.
Dilihat dari jumlah kunjungan pengguna ke domain Zenius, yaitu zenius.net, pada tahun 2011 - 2012 terdapat sekitar 260 ribu kunjungan dan meningkat menjadi sekitar 2 juta kunjungan pada tahun 2012 - 2013. Kemudian, hingga rekam data terakhir pada tahun 2017, jumlah kunjungan di Zenius mencapai lebih dari 17 juta.
Selain jumlah kunjungan, jumlah pemutaran video di domain Zenius juga cenderung mengalami peningkatan. Mulanya hanya terdapat sekitar 1 juta pemutaran video pada tahun 2011 - 2012; kemudian pada akhir tahun 2017, video di Zenius telah diputar lebih dari 38 juta kali.
Lantas, seiring perkembangan zaman, pada tahun 2019, Zenius merilis media pembelajaran digital berbasis aplikasi. Apabila merujuk catatan di Google PlayStore, aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari lima juta kali dan mendapatkan penilaian bintang 4,5.
Sayangnya, seiring dinamika ekonomi yang tidak pasti, perusahaan rintisan ini harus memberhentikan beberapa karyawannya di tengah-tengah kejayaannya. Selama tahun 2022, Zenius tercatat melakukan PHK sebanyak dua kali, yakni pada bulan Mei dan Agustus ini.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca: Zenius PHK Karyawan Lagi, Apa Penyebabnya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.