Yozua menjelaskan konsep komplementer yang diusung SKL berupa kemitraan agar pelaku UMKM di Pulau Rinca tak kehilangan pendapatan. Ia mencontohkan jika ada koperasi di sana yang menjual produk air minum kemasan seharga Rp 10 ribu, ia tak akan menjual dengan harga yang sama atau lebih murah. Melainkan ia akan menjual dengan harga lebih tinggi namun dibarengi fasilitas tambahan yang bisa dinikmati konsumen.
"Untuk orang yang duitnya ngepas beli ke koperasi. Jadi yang mau sambil foto-foto bagus itu ke kita. Jadi itu komplementer," tutur Yozua.
Konsep tersebut, tuturnya, yang selalu dijalankan Plataran Indonesia. Seperti proyek di Gelora Bung Karno (GBK) kata dia, UMKM dibiarkan hidup agar pengunjung seperti supir ojek bisa menikmatinya. "Beda kita yang mahal," katanya.
Sebelumnya, PT SKL ditengarai memegang peran besar dalam pembangunan kawasan strategis pariwisata nasional Taman Nasional Komodo yang digadang-gadang akan dijadikan seperti Jurassic Park. Selain PT SKL, korporasi yang mengantongi konsesi di zona pemanfaatan itu adalah PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE). Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawa juga telah mengkonfirmasi keterlibatan PT SKL.
SKL telah mengantongi izin konsesi lahan seluas 22,1 hektare di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur. Meski sudah mendapat Izin Usaha Pengusahaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) sejak 17 Desember 2015, pembangunannya tak kunjung dimulai lantaran terus menerus ditentang oleh masyarakat sekitar hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta SKL menghentikan proses pembangunan.
Akhirnya, SKL yang sebelumnya merencanakan 24 proyek kemudian memangkasnya menjadi sembilan, tanpa hotel. Pembangunan dilakukan bertahap untuk menghindari kembali munculnya penolakan dari masyarakat Pulau Rinca.
SKL akan membangun seluas 300 meter persegi dalam tahap pertama pembangunan pada 2021 hingga 2023. Pada tahapan kedua, pembangunan diperluas sekitar 1400 meter persegi. Jadi, kata dia, dari 22,1 hektar kemungkinan SKL hanya membangun sekitar 2.000 meter.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: Presiden Joko Widodo Resmikan Perluasan Bandara Internasional Komodo