"Inflasi kemungkinan akan tetap tinggi untuk sisa tahun ini, sangat mempengaruhi pendapatan rumah tangga yang tegang," kata wakil kepala ekonom di Konfederasi Industri Inggris, Anna Leach.
Sementara itu, ekonom Bloomberg Dan Hanson menyebutkan tingkat inflasi Inggris bergerak lebih tinggi lagi di bulan Juni karena kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Inflasi tersebut juga diperkirakan tidak akan turun di bawah 9 persen tahun ini dan bakal melonjak double digit di musim dingin.
“Diambil bersamaan dengan ekspektasi inflasi yang meningkat dan pasar tenaga kerja yang ketat, kami pikir Bank of England tetap di jalur untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin pada bulan Agustus," tutur Hanson.
Adapun tekanan pengetatan pada daya beli konsumen mulai melemahkan pertumbuhan dinilai memperlambat pemulihan dari pandemi. Direktur keuangan perusahaan-perusahaan di Inggris juga tengah bersiap untuk penurunan yang lebih berlarut-larut, dengan survei oleh Deloitte menunjukkan banyak yang memperkirakan resesi.
“Biaya hidup yang menekan berarti risiko resesi tinggi,” kata ahli strategi makro di HSBC Asset Management, Hussain Mehdi.
BISNIS
Baca: Kala Chairul Tanjung Ibaratkan Pengusaha dengan Ayam Petelur di Depan Sri Mulyani
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.