Euro, yang berada di bawah tekanan jual dalam beberapa sesi terakhir karena ketidakpastian tentang potensi krisis pasokan energi di zona euro, memangkas kenaikan setelah laporan Reuters bahwa Gazprom Rusia telah menyatakan force majeure pada pasokan gas ke Eropa ke Eropa, setidaknya satu pelanggan utama.
Euro terakhir naik 0,68 persen pada 1,0158 dolar.
Dolar Selandia Baru naik 0,02 persen setelah data inflasi yang sangat tinggi memicu spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih agresif, mendorong imbal hasil obligasi.
Dolar Australia, dilihat sebagai proksi likuid untuk selera risiko, naik 0,32 persen. Mata uang terkait komoditas juga mendapat dorongan setelah otoritas China mengisyaratkan dukungan untuk sektor properti, mengangkat harga bijih besi dan tembaga.
Kelemahan luas dalam dolar membantu mengangkat pound Inggris 0,75 persen menjadi 1,1959 dolar, tetapi reli mata uang Inggris dibatasi oleh risiko politik dan kekhawatiran resesi yang terus-menerus di Inggris.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin naik 4,57 persen menjadi 21.876,5 dolar AS, memperpanjang pemulihannya dari aksi jual selama berminggu-minggu yang membawanya di bawah level 20.000 dolar AS.
Baca Juga: Inflasi AS Meroket ke 9,1 Persen, 3 Indeks Utama Wall Street Ambruk Seketika
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.