TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menilai laju inflasi di negaranya sudah sangat tinggi. Bahkan, menurut dia, tingkat inflasi AS pada Juni 2022 yang meroket ke level 9,1 persen sangat mengkhawatirkan.
"Inflasi sangat tinggi, dan itu terbukti dari laporan Rabu lalu," kata Yellen dalam konferensi pers di Bali menjelang acara G20, Kamis 14 Juli 2022.
Oleh karena itu, prioritas pemerintah Amerika Serikat saat ini adalah meredam lonjakan inflasi tersebut. Ia pun menyatakan pihaknya akan mendukung penuh upaya bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) dalam mengambil kebijakan yang dirasa perlu untuk menahan laju kenaikan harga barang dan jasa.
Selain itu, kata mantan Gubernur The Fed ini, pemerintah Amerika Serikat juga bakal mengambil langkah strategis yang diyakini dapat mendukung penurunan inflasi dalam jangka pendek. "Terutama soal harga energi dan cadangan minyak strategis."
Janet Yellen menyatakan bahwa pemerintah AS tengah berupaya mengatur batas harga minyak mentah asal Rusia untuk menghindari potensi lonjakan harga minyak di masa depan. Sebab, hampir setengah dari kenaikan harga dalam angka inflasi terbaru yang dirilis tersebut berasal dari biaya energi yang tinggi.
Pada Rabu lalu, Departemen Tenaga Kerja AS juga mengumumkan harga bahan bakar minyak atau BBM naik 7,5 persen pada Juni 2022 bila dibandingkan bulan sebelumnya. Secara year on year (yoy) harga BBM telah melonjak 41,6 persen.