TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Divisi LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi mengatakan secara keseluruhan progres LRT Jabodebek mencapai 83,51 persen.
"Overall progress sampai dengan M4 Juni 2022 adalah 83,51 persen," kata Purnomo saat dihubungi pada Kamis, 14 Juli 2022.
Dia menuturkan dari total investasi proyek yang sebesar Rp 32,5 triliun, Rp 22,3 triliun ditanggung oleh PT KAI melalui fasilitas sindikasi dan Rp 10,2 dari penyertaan modal negara (PMN)
Saat ini, kata dia, pembengkakan biaya atau cost overrun atas delay commercial operating date pertama proyek itu sebesar Rp 2,6 triliun
Menurutnya, belum ada permintaan tambahan PMN."Sampai saat ini PMN yang cair di tahun 2021 masih mencukupi," ujarnya.
Pemerintah, kata dia, mendorong stakeholder agar segera menyelesaikan proyek ini, termasuk pengujiannya.
Sebelumnya Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menilai proyek LRT membebani perseroan. Sebab, KAI ditugaskan sebagai penyelenggara pengoperasian, perawatan, serta pengusahaan proyek infrastruktur dan sarana yang dijadikan satu proyek.
"Kami berutang itu Rp 20 triliun sendiri. Jadi, bagaimana kami mengembalikan utang kalau tidak ditopang oleh PSO (public service obligation) untuk pengambilan infrastruktur (LRT). Ini desainnya sudah tidak benar dari awal," ucap Didiek dalam rapat di Komisi V DPR, Rabu, 6 Juli 2022.
PT KAI merupakan operator LRT Jabodebek. Menurut rencana, LRT akan beroperasi secara komersial pada akhir Desember atau mundur dari target sebelumnya yang mulanya ditetapkan Agustus.
Baca Juga: Bos KAI Blak-blakan soal LRT Jabodebek: Desain Tidak Benar dari Awal
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.