Menurut Fahmy, dengan menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera, distribusi LPG bisa dilakukan lebib baik dibandingkan menggunakan aplikasi MyPertamina. "Aplikasi sangat tidak cocok untuk (LPG) 3 kilogram tadi," ucapnya.
Sebab, Kartu Keluarga Sejahtera dari Kemensos sudah tersebar sampai ke pelosok desa. Penerapannya pun mudah, sebab jika tak dapat menunjukkan kartu tersebut, warga tidak boleh membeli.
Hal ini tersebut merespons rencana kenaikan harga LPG non-subsidi, seperi gas 12 kilogram dan Bright Gas untuk mengurangi beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga menyatakan pihaknya menaikkan harga elpiji non-subsidi dengan kisaran Rp 2.000 per kilogram pada 10 Juli 2022. Kenaikan harga gas mengacu pada tren harga contract price Aramco (CPA) yang masih tinggi pada Juli, yakni mencapai US$ 725 per metrik ton. Angka ini lebih tinggi sekitar 13 persen dari rata-rata CPA pada 2021.
"Seluruh penyesuaian harga di angka sekitar Rp 2.000 baik per liter untuk BBM dan per kiligram untuk elpiji. Harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara," ujar Irto pada Ahad, 10 Juli 2022.
RIANI SANUSI PUTRI | EKA YUDHA SAPUTRA
Baca: Cahaya Bintang Medan Gugat BCA Rp 54,83 Miliar, Begini Duduk Persoalannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.