Pasokan minyak mentah juga diperkirakan bakal tertekan setelah Washington memperketat sanksi terhadap anggota OPEC Iran pada Rabu lalu. Teheran ditekan karena berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dan melepaskan ekspornya.
Sementara itu, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois, Jim Ritterbusch, yakin tren penurunan harga minyak tak berlanjut pada pekan ini. "Penjualan margin call yang tampaknya memacu sebagian besar penurunan harga minggu ini kemungkinan telah selesai."
Per pekan lalu, stok minyak mentah AS naik 8,2 juta barel. Badan Informasi Energi AS menyatakan hal itu dipicu oleh peningkatan persediaan dan karena penyulingan memangkas produksi.
Namun begitu, produk minyak mentah yang dipasok, proksi terbaik untuk permintaan konsumen AS, naik dalam minggu terakhir menjadi 20,5 juta barel per hari. "Hampir setiap indikator dalam laporan itu tampaknya menunjukkan bahwa hanya permintaan yang mendapatkan momentum," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.
Pada Rabu lalu, 6 Juli 2022, harga minyak jenis Brent dan WTI berada di level terendah sejak 11 April 2022. Sedangkan sehari sebelumnya, harga minyak WTI jeblok 8 persen sementara Brent jatuh 9 persen atau sekitar US$ 10,73 yang merupakan terbesar ketiga untuk kontrak sejak mulai diperdagangkan pada tahun 1988.
ANTARA
Baca: Bos Pertamina Cerita Dilema Naikkan Harga Pertamax: Ada Kemungkinan Shifting ke Pertalite
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.