TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar pada penutupan perdagangan Senin, 4 Juli, menembus Rp 14.972. Mata uang garuda ditutup melemah 29 poin atau 0,19 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 14.943.
"Ada sentimen risk off di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi namun tetap terbatas di tengah hari libur AS," tutur Tim Riset Monex Investindo Futures seperti dikutip Antara, Senin.
Kekhawatiran terhadap resesi meningkat pada akhir pekan lalu setelah PMI Manufaktur ISM Amerika merosot ke posisi terendah dalam dua tahun. Selain itu, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina menambah sentimen risk off.
Rusia mengeklaim memiliki kendali penuh atas Lysychansk. Di sisi lain, ada keraguan atas kemampuan Cina untuk mendapatkan kembali transisi ekonomi.
Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika tenor 10 tahun mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak Februari. Dolar Amerika kembali menguat pada akhir pekan lalu seiring dengan ekspektasi kebijakan moneter The Federal Reserve yang hawkish pasca-pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam diskusi panel bersama Presiden European Central Bank (ECB) dan Gubernur Bank of England (BOE).
Pernyataan itu menekan minat pasar pada mata uang utama lainnya. Adapun rupiah pada pagi hari juga dibuka melemah ke posisi Rp 14.940 per dolar Amerika. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.931 per hingga Rp 14.973.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp 14.960 per dolar Amerika. Hari sebelumnya, rupiah berkisar Rp 14.956 per dolar Amerika.
ANTARA
Baca: Bank Mandiri Beberkan Kronologi Kredit Macet Titan Energy Rp 6,7 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
