Kalangan analis melihat sinyal tersebut meningkatkan kemungkinan penguatan menuju oversold yang lebih jelas. “Kami berasumsi rata-rata pergerakan 50 hari akan memberikan resistensi,” ujarnya.
Bitcoin dan cryptocurrency lainnya sebelumnya telah berupaya untuk bisa bangkit dari keterpurukan harga pada beberapa bulan terakhir. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga dan aset berisiko seperti saham-saham teknologi telah jatuh kembali.
Adapun runtuhnya ekosistem Terra/Luna juga semakin menggerogoti kepercayaan investor terhadap aset kripto. Tak terkecuali Bitcoin yang terperosok di sekitar level US$ 30.000 selama berminggu-minggu hingga kini.
Bitcoin pada November 2021 sempat menembus rekor tertingginya di level US$ 69 ribuan. Kini aset kripto yang digenggam oleh mayoritas atau 44,89 persen investor di dunia ini diperkirakan masih bakal berupaya untuk mendapatkan momentum kenaikan kembali.
BISNIS
Baca: Luhut Pastikan Tarif Masuk Area Stupa Candi Borobudur Rp 750 Ribu Belum Final
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.