Secara rinci, terdapat peningkatan inflasi pada komoditas jasa seperti rekreasi dan jasa restoran. Komoditas pangan juga mengalami kenaikan seperti, ikan segar dan roti manis.
Di sisi lain, terdapat perlambatan inflasi sandang dan perawatan pribadi seiring normalisasi permintaan setelah Lebaran.
Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food pun kembali meningkat mencapai 6,05 persen (yoy) dari April 2022 sebesar 5,48 persen.
Beberapa komoditas yang meningkat antara lain telur dan daging ayam ras yang naik karena adanya peningkatan harga pakan serta bawang merah akibat minimnya pasokan dari sentra produksi.
Di sisi lain, kebijakan pelarangan ekspor CPO didukung dengan pengawasan distribusi yang semakin baik mampu mendorong penurunan harga minyak goreng.
Febrio mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai faktor musim kemarau basah yang mendorong penurunan produktivitas aneka cabai dan kenaikan harga pupuk. Hal itu dapat mendorong naiknya harga bahan pangan umum seiring pembatasan ekspor pangan dan pupuk di 10 negara.
Untuk inflasi harga yag diatur pemerintah atau administered price pada Mei 2022 bergerak stabil di angka 4,83 persen (yoy).
Inflasi tertinggi disumbang oleh tarif angkutan udara seiring momentum arus balik Lebaran dan hari libur. Selain karena peningkatan permintaan, kenaikan tarif juga dipengaruhi oleh penyesuaian akibat kenaikan biaya produksi.
Baca: PTTUN Menangkan ASN Penyandang Disabilitas Mental Kemenkeu yang Dipecat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini