TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan total aset asuransi dan dana pensiun hanya kurang dari 20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020.
"Benchmarking terhadap ekonomi negara regional, kami gagal mengembangkan sektor dana pensiun, dibandingkan aset dana pensiun Malaysia dan Singapura, lebih dari 60 persen sampai 85 persen dari PDB nominal negara," kata Airlangga dalam acara Indonesia Financial Group Senin, 30 Mei 2022.
Menurutnya, angka ini menunjukkan bahwa tenaga kerja Indonesia yang memiliki akses dana pensiun hanya kurang dari 20 persen. Oleh karena itu, dia melihat potensi upside dana pensiun yang kurang berkembang, masih cukup tinggi.
Dia juga mengatakan ruang tumbuh untuk sektor asuransi cukup luas dan penetrasi di Indonesia termasuk yang terendah di negara kawasan."Dan kami berharap bisa mencapai target Malaysia setidaknya di kawasan," ujarnya.
Selain potensi baik pengembangan, kata dia, sektor asuransi dan dana pensiun juga penting bagi stabilitas sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan di tahun-tahun mendatang.
Selama pandemi Covid-19, sektor asuransi telah memainkan peran penting dalam mendukung finansial yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi biaya Tinggi Covid-19. Hal ini terlihat dari kenaikan yang cukup signifikan pada klaim jaminan kesehatan terkait Covid-19, serta dukungan pemerintah melalui APBN.
Airlangga juga mengatakan sektor asuransi juga telah memainkan peran penting untuk mitigasi pinjaman perbankan melalui fasilitas asuransi kredit.
Baca Juga: Tips Kumpulkan Dana Pensiun agar Masa Tua Tenang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.