TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim tren penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak mulai menurun. Ia menyebut 16 daerah yang terkontaminasi penyakit menular tersebut siap menghadapi Idul Adha.
"Oleh karena itu, jajaran Kementerian Pertanian siaga satu dan lintas sektor di bawah jajaran dirjen (direktorat jenderal) terus bekerja. Alhamdulillah sekarang tren penyebarannya sudah menurun," kata Syahrul dalam keterangannya, Rabu, 18 Mei 2022.
Syahrul optimistis penanganan PMK dapat dikendalikan secara cepat. Dia berujar penanganan mewabahnya penyakit ini bisa diatasi dengan tiga strategi.
Pertama, kata Syahrul, adalah dengan penerapan strategi intelektual sebagai langkah percepatan. Kedua, strategi manajemen sebagai langkah penguatan. Ketiga, strategi perilaku sebagai langkah bersama dalam menghilangkan PMK.
"Jadi sebenarnya PMK ini dapat disembuhkan dan tidak menular ke manusia, tetapi kita harus waspada dan terus bekerja. Yang terpenting tidak boleh membangun kepanikan karena itu sangat berbahaya," ujarnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan hasil penelitian dan penelusuran selama ini, penyakit PMK masuk kategori penyakit hewan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebab, kata Syahrul, seluruh bagian daging pada hewan yang positif PMK dapat dimakan melalui prosedur yang telah ditetapkan.
"Sekali lagi PMK dapat disembuhkan dan tidak berbahaya dikonsumsi manusia," kata dia.
Saat ini, Kementerian Pertanian telah membangun posko pengaduan dan crisis center penyakit mulut dan kuku. Masyarakat yang memiliki hewan dengan gejala PMK dapat menghubungi nomor 081286345622. Posko darurat tanggap darurat ini dikelola langsung Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Baca juga: Warga Kota Bekasi Diminta Waspada Penularan Penyakit Mulut dan Kuku
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini