Sebelumnya sempat muncul kekhawatiran jika suku bunga dinaikkan lebih agresif hingga kisaran 75 basis poin. Dalam pernyataan resmi, The Fed menyiratkan jika langkah lebih agresif tersebut tidak jadi ditempuh mengingat sejumlah indikator di luar inflasi masih menunjukkan secercah harapan. "Peningkatan lapangan kerja sangat pesat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran telah turun secara substansial."
Kenaikan suku bunga 50 basis poin yang akhirnya ditempuh The Fed sejalan dengan konsensus analis dalam beberapa hari belakangan. Akan tetapi, sejumlah pakar menyatakan bahwa kesesuaian tersebut tidak lantas menghapus potensi risiko yang ada. Termasuk kemungkinan dampaknya terhadap peluang resesi Negeri Paman Sam tahun depan.
"Ini tetap langkah yang cepat, dan sudah sepantasnya membuat konsumer dan pelaku pasar lebih berhati-hati," ujar asisten profesor keuangan Columbia Business School Yiming Ma. The Fed pun seolah tidak berkilah dari peringatan para pakar tersebut.
Dalam pernyataan resmi, mereka membenarkan bahwa saat ini masih ada banyak ketidakapastian. Dampak perang yang melibatkan Rusia-Ukraina diakui menimbulkan tekanan bagi perekonomian AS.
Di samping itu, The Fed juga enggan menutup mata terhadap potensi kedatangan gelombang pandemi susulan seiring kembali terjadinya penularan wabah di Cina. "Invasi dan kejadian-kejadian terkait menyebabkan tekanan lanjutan terhadap inflasi dan tampaknya memperberat aktivitas ekonomi."
BISNIS
Baca: Jasa Marga: Arus Balik ke Arah Jakarta di Tol Palikanci Mulai Terlihat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.