TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas melambung di perdagangan Asia pada pagi hari ini seiring makin memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Perang yang tak kunjung usai mendorong para investor beralih ke aset-aset safe haven seperti emas.
Harga emas di pasar spot naik 1,5 persen menjadi US$ 1.998,37 ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi 1,5 tahun terakhir level di US$ 2.000,69 di awal sesi. Sedangkan untuk perdagangan berjangka, harga emas naik hingga 1,7 persen menjadi US$ 2.000,20 per ounce.
Adapun kepemilikan Exchange Traded Fund (ETF) - kontrak Investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek - yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,4 persen menjadi 1.054,3 ton pada Jumat pekan lalu, 4 Maret 2022. Level tersebut itu adalah yang tertinggi sejak pertengahan Maret 2021.
Kenaikan harga emas di pasar-pasar domestik turut menunda pembeli di pusat utama Asia minggu lalu. Pasalnya, investor masih ada yang menunggu di luar pasar sambil memantau konflik Rusia-Ukraina, sedangkan ada juga sentimen dari pembatasan Covid-19 di Hong Kong.
Perang pada Ahad pekan lalu telah menghentikan proses evakuasi sekitar 200.000 orang di kota Mariupol di Ukraina yang terkepung untuk hari kedua berturut-turut. Hal itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk melanjutkan invasinya kecuali Kyiv menyerah.