TEMPO.CO, Jakarta -Associate Profesor Nanyang Technological University Singapura Sulfikar Amir mengatakan pemindahan ibu kota negara atau IKN, tidak serta merta akan menyelesaikan masalah di Jakarta.
"Justru akan meninggalkan permasalahan besar," kata Sulfikar dalam diskusi virtual Kamis, 3 Maret 2022.
Menurutnya, ketika pemerintah sudah mengetahui permasalahan di Jakarta, harusnya dibenahi terlebih dahulu. Namun jika pemerintah justru memindahkan ibu kota, maka masalah di Jakarta tidak bisa terselesaikan secara lebih matang.
Dia mengatakan permasalahan di Jakarta bersifat lokalistik, di mana permasalahan ini berakar pada infrastruktur urban di Jakarta, bukan karena ibu kota berada di Jakarta.
Menurutnya, kalau dilihat kontribusi dari gedung-gedung dan segala aktifitas pemerintahan nasional di Jakarta itu, kontribusinya terhadap permasalahan urban di Jakarta di bawah 10 persen. Permasalahan itu, seperti kontribusi terhadap banjir, kemacetan, dan sebagainya.
"Artinya, sebenarnya aktifitas pemerintah pusat di Jakarta itu bukanlah sumber masalah dari permasalahan yang dihadapi oleh Jakarta," ujarnya.
Dia juga menyoroti argumen pemerintah bahwa pemindahan ibu kota ini akan menyelesaikan masalah ketimpangan wilayah di Indonesia atau di luar pulau Jawa. Menurutnya, itu suatu permasalahan yang memang harus dicarikan solusinya.
"Tetapi saya belum melihat satu pun model atau satu rumus atau satu simulasi yang menunjukkan bahwa ketika ibu kota dipindahkan di Jakarta ke Kalimantan Timur dengan serta merta terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi di sluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa," kata dia.
Dia mengatakan belum melihat modelnya seperti IKN. Kalaupun modelnya itu ada, kata dia, juga perlu mengujinya.
Baca Juga: IKN Dibangun, Ketua MPR: Jokowi Tengah Wujudkan Cita-cita 3 Presiden