Bendungan yang dikerjakan pada 2021-2024 ini dibangun dengan anggaran Rp 1,915 triliun. Bendungan ini akan menghasilkan air baku 0,21 meter kubik per detik dan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.899 hektare lahan pertanian.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II Agus Sosiawan mengatakan pembangunan bendungan Mbay telah melalui proses yang panjang. “Feasibility Study dilakukan pada 1999-2000. Dilanjutkan dengan detail desain pada 2001 – 2002 dan 2016. Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) dan AMDAL dilakukan pada 2018,” kata Agus.
Pembangunan Bendungan Mbay menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi NTT.
Sejak 2015, ada tiga bendungan di NTT yang telah diselesaikan dan diresmikan Presiden Joko Widodo. Tiga bendungan itu adalah Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang pada tahun 2018, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu pada tahun 2019, dan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka pada tahun 2021.
Proyek yang tengah diselesaikan adalah pembangunan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang dengan progres 34,19 persen dan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan 56,27 persen, serta Bendungan Kolhua di Kota Kupang yang akan dibangun pada 2022.
Baca: Usai Klarifikasi Soal Kuliahnya, Wirda Mansur Ajak Berbisnis di Milenial Anti Bokek
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.