TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya tengah membangun Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan ini merupakan dukungan program ketahanan pangan dan meningkatkan tampungan air di NTT.
Bendungan Mbay merupakan satu dari 11 bendungan baru Proyek Strategis Nasional atau PSN yang rencananya dibangun pada 2021-2027 sesuai Perpres No. 109/2020. “Pembangunan bendungan juga harus diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis, Rabu, 2 Maret 2022.
Basuki mengatakan ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. “Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” katanya.
Selain pemanfaatan layanan irigasi, bendungan juga diharapkan melayani kebutuhan air domestik masyarakat melalui pembangunan jaringan air baku dan IPA. Bendungan ini memiliki volume tampungan 51,74 juta meter kubik dengan luas genangan 499,44 ha.
Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 48 meter, lebar 12 meter, dan panjang 436 meter. Bendungan ini didesain dengan tipe zonal dengan inti tegak. Pembangunan Bendungan Mbay terbagi dua paket. Progress fisik paket I 2,21 persen dan paket II 0,83 persen.
Paket I dikerjakan kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk – Bumi Indah KSO dan Paket II PT Brantas Abipraya. Supervisi dikerjakan PT Indra Karya – Rancang Semesta – Sabana (KSO).