“Untuk mengubah harga di tingkat konsumen itu kan tidak bisa serta-merta. Kalau perang berlangsung lama, baru ada pengaruh langsung dan tidak langsung. Kita harus menyesuaikan harga,” tutur Adhi.
Badan Pusat Statistik (BPS) melihat imbas konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina akan turut dirasakan oleh Indonesia. Perang yang menyebabkan suplai komoditas dunia bergejolak bakal memberikan pengaruh terhadap tren perdagangan ekspor dan impor.
“Tentu saja akan mempengaruhi beberapa komoditas utama yang menjadi komoditas utama ekspor dan impor ke Rusia dan Ukraina,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto.
Besarnya dampak invasi Rusia akan terlihat dari neraca perdagangan yang dirilis oleh BPS pada pertengahan bulan mendatang. BPS tidak dapat meramalkan angka ekspor dan impor lantaran lembaga tersebut hanya memotret kondisi berdasarkan angka-angka yang sudah terjadi.
“BPS tidak memprediksi atau berspekulasi,” ucap Setianto. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan, perang kedua negara bakal memberikan imbas terhadap inflasi.
Musababnya, perang membuat harga komoditas dunia, seperti minyak hingga gandum melambung. “Ketika rilis inflasi bulan selanjutnya akan disampaikan terkait dampak perang,” ucap Setianto.
Baca: Di Depan Jokowi, Ainun Najib Sebut Yakin Talenta Digital RI Masuk 4 Besar Dunia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.