TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini dibutuhkan reorientasi perguruan tinggi ke arah demand driven. Artinya, perguruan tinggi didorong untuk menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kompetensi sesuai dengan pengguna lulusan atau industri.
"Link and match. Kurikulum yang di desain juga harus menyesuaikan (kebutuhan) pasar," kata Budi Karya saat mengisi kuliah umum Politeknik Tempo secara virtual pada Sabtu, 26 Februari 2022.
Yang ada sekarang, menurut dia, permasalahan sering kali muncul karena ketidaksesuaian antara keterampilan dan pendidikan dengan kebutuhan industri. Hal itu yang kemudian menyebabkan angka pengangguran tinggi berasal dari lulusan SMA dan bahkan perguruan tinggi.
Budi Karya lalu mencontohkan akibat keterampilan lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja menyebabkan tak sedikit dari mereka yang kemudian beralih di sektor informal. Saat ini, sebagian besar tenaga kerja bekerja saat ini berada di sektor informal atau sekitar 60 persen.
"Hal ini kemudian menjadi tantangan bagi pemerintah ternyata terampil saja tidak cukup, terampil harus diikuti dengan kebutuhan industri sehingga serapan tenaga kerja menjadi optimal," ujar Budi Karya.