Ia lalu memberi gambaran, bahwa para investor di pasar uang yang berstatus belum berkeluarga akan lebih leluasa untuk memilih produk investasi. Hal itu diasumsikan karena mereka belum memiliki tagihan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), KKB, atau lainnya.
Jahja mencontohkan investasi di perbankan relatif aman, seperti tabungan dan deposito. Walaupun bunga yang ditawarkan cukup rendah, instrumen itu lebih likuid atau mudah dicairkan.
“Tetapi ada juga, kita mulai melihat pasar modal, ada obligasi dan saham," katanya.
Hal berbeda jika pilihan investasi dengan horizon waktu yang lebih panjang seperti obligasi pemerintah. "Pasti aman. Tetapi kalau itu jatuh pas ada saat jatuh tempo, in between Anda perlu likuiditas, tentu Anda harus jual dan saat itu tergantung harga pasar lagi tinggi atau rendah,” tutur Jahja.
Sedangkan untuk instrumen saham, Jahja menyatakan bahwa investor dipastikan memburu capital gain karena tidak ada bunga yang dikenakan.
BISNIS
Baca: Bantah Soal IKN, Hashim Djojohadikusumo: Seolah-olah Saya Bagian dari Oligarki
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.