TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rita Susilawati, mengatakan pihaknya telah mendeteksi potensi kemunculan gas dangkal di area calon Ibu Kota Negara (IKN) atau ibu kota baru. Gas ditemukan saat tim mengecek kondisi bawah permukaan di IKN.
"Kemungkinan kalau tak dimitigasi dari awal, itu memamg membahayakan, kalau lokasinya berada di wilayah inti (IKN) misalnya," kata dia dalam diskusi daring Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Minggu, 30 Januari 2022.
Sebelumnya, potensi gas dangkal ini juga sudah pernah diungkap dalam diskusi kebencanaan terkait IKN pada 14 Agustus 2020 yang dipublikasikan di laman resmi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda Kalimantan Timur. Bappeda mencatat gas diidentifikasi menggunakan data sumur Tengin-1, Semoi-1, Belonak-1, dan Loa Haur-1.
Efek negatifnya adalah apabila pada suatu saat beban di permukaan bertambah dengan bertambahnya bangunan, dikhawatirkan terjadi keretakan yang dapat menyebabkan munculnya gas ke permukaan dengan tekanan yang tinggi. Efek positifnya adalah keterdapatan gas ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi lokal.
Pada sumur Tengin-1 (lokasi IKN) kemunculan gas tergolong tinggi, dengan kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit. Kandungan gas digolongkan sebagai gas dangkal jika muncul di kedalaman 0 sampai 1000 meter. "Dilihat dari posisi keberadaan gas dangkal di kedalaman pada sumur Tengin-1 bisa dikatakan masih aman untuk pembangunan kota dengan high density," demikian tertulis di laman resmi tersebut.