Ia mengatakan persoalan yang terjadi di Tunnel 2 itu menghambat pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berkaitan. Misalnya pekerjaan ereksi box girder yang terhambat lantaran pekerjaan tunnel yang belum rampung.
"Peer sudah ada, tapi erection box girder terhambat tunnel 2, 4, dan 6. Ini yang secara kalkulasi teknis bisa menimbulkan potensi bahwa di Desember belum berprogress 100 persen," ujar Dwiyana.
Akhirnya, bersama dengan ahli dari Cina dan Intitut Teknologi Bandung, mereka memutuskan untuk melakukan surface grouting. Dengan metode itu, lapisan di atas tunnel dibor dan diisi dengan beton untuk memperkuat konstruksi tanah.
"Sehingga saat digali dengan metode baru empat titik itu menjadi normal kembali. Saat ini, kita ada progres menggali 1,2-1,8 meter per hari. Itu sudah normal," ujar Dwiyana.
Sebelum adanya solusi itu, progress per hari hanya bisa dicapai 50-80 centimeter lantaran perseroan berhati-hati dengan adanya clay shale. Dengan adanya solusi itu, Dwiyana menargetkan pekerjaan terowongan akan tuntas seluruhnya pada April 2022.
Hingga saat ini, progres keseluruhan pekerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru mencapai 79,9 persen. Berdasarkan perhitungan KCIC hingga Desember 2022, progress tersebut baru mencapai 95 persen.
CAESAR AKBAR
BACA: Tinjau Terowongan Kereta Cepat, Jokowi: Ada Masalah Teknis yang Harus Selesai