TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) menyiapkan investasi sebesar US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,6 miliar untuk pengembangan dan investasi bisnis perusahaan sampai dengan tahun 2030.
CEO Pertamina Internasional Shipping Erry Widiastono mengatakan kebutuhan investasi tersebut sejalan dengan kondisi kebutuhan energi nasional serta global, dengan menekankan faktor lingkungan dan transisi energi. Adapun kebutuhan investasi tersebut akan dipenuhi dari internal equity maupun mencari sumber pendanaan lain atau new capital injection.
“PIS akan mengantisipasi perkembangan ke depan untuk arah bisnis perkapalan, pada kapal-kapal yang lebih green. Misalnya kapal-kapal untuk pengangkutan gas seperti LPG, LNG, dan lainnya,” ujar Erry dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2021.
Nantinya, kata Erry, perseroan akan melihat perkembangan lebih lanjut di sektor energi terbarukan. Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics dari PT Pertamina (Persero), PIS memiliki peluang menjadi jembatan transisi energi.
Kehadiran energi baru dan terbarukan atau renewable energy, kata Erry, merupakan keniscayaan. Namun, ia mengatakan kebutuhan akan energi yang berbasis hidrokarbon masih terus ada selama masa transisi ini.
Kebutuhan energi yang masih besar ini tercermin dari kondisi ekonomi, baik nasional maupun global yang sedang masa pemulihan dan berpotensi untuk tumbuh. “Kami harapkan paska pandemi ini akan bergerak tumbuh, dan ketika tumbuh analisis kami ada juga pertumbuhan konsumsi energi dan berujung ke kebutuhan energi nasional maupun regional,” ujarnya.
Tidak hanya melayani jasa pengangkutan untuk komoditas energi seperti minyak mentah, BBM, dan gas, Erry juga mengatakan bahwa PIS juga memiliki bisnis perkapalan untuk komoditas non energi. Ia optimistis, seiring dengan pulihnya ekonomi dunia maka permintaan dan perputaran logistik secara global juga akan ada kenaikan.
Komitmen PIS terhadap lingkungan juga diwujudkan dengan roadmap green integrated marine logistics company. “Ke depan, bisnis juga lebih mengarah ke green cargo seperti cargo gas. Di sisi bunkering atau fuel juga mengarah kepada fuel yang lebih green seperti LNG dan LPG. Terminal juga mengarah ke green energy, storage juga. Jadi kami memang mengarah ke green energy,” tutur Erry.
CAESAR AKBAR
BACA: Mogok Kerja Batal Digelar, Serikat Pekerja Pertamina Lakukan Ini