Kawasan industri tersebut juga diharapkan dapat memberikan pendapatan kepada negara baik berupa pajak maupun di luar pajak.
"Sehingga akan memperbaiki neraca berjalan kita dan kalau ada ekspor, (dapat memperbaiki) neraca perdagangan kita yang sudah bertahun-tahun kita tidak bisa selesaikan, tentu saja devisa akan masuk banyak kepada negara kita," kata Jokowi.
Dia juga memuji penggunaan teknologi mutakhir di kawasan industri tersebut.
"Karena yang dihasilkan adalah nantinya ada sodium ion, lithium ion, semi conductor, petrochemical yang semua nanti turunannya jadi tekstil dan produk-produk lainnya akan muncul dari sini, green alumunium, solar panel, industrial silicon. Semuanya akan muncul dari Kalimantan Utara ini," ucap Presiden.
Kawasan industri hijau tersebut menurut Jokowi adalah hasil kerja sama besar antara investor Indonesia serta investor dari Cina dan Uni Emirat Arab.
"Semuanya akan bergabung dan ini kita harapkan jadi kawasan industri hijau terbesar di dunia, bukan Kalimantan Utara, bukan di Indonesia tapi dunia karena menyangkut lahan sampai saat ini 16.400 hektare dan targetnya adalah 30 ribu hektare," ungkap Presiden.
Jokowi pun menyebut dirinya sudah pernah memutari kawasan tersebut pada dua tahun lalu dengan menggunakan pesawat sehingga tahu kondisi dan keadaannya.
"Saya minta kepada Kapolda, Kapolres, Pangdam, Kodim, Gubernur, Bupati untuk mengawal secara detail kawasan ini agar kondusif dan aman sehingga investasi betul-betul segera melakukan percepatan pembangunan di sini. Jangan sampai ada persoalan sekecil apapun," kata dia.