Tanda terbaru dari inflasi AS yang lebih tinggi datang lebih awal pada Selasa dengan data menunjukkan bahwa harga-harga produsen meningkat lebih tinggi dari yang diperkirakan karena kendala pasokan tetap ada. Data menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam setidaknya 11 tahun.
"Jelas Fed perlu bereaksi terhadap inflasi yang lebih tinggi," kata David Riley, kepala strategi investasi di BlueBay Asset Management. "Ini adalah lingkungan di mana sangat sulit untuk tidak bersikap positif terhadap dolar AS."
Pasar telah memperkirakan Fed akan menghentikan pembelian obligasi sekitar Maret dan melanjutkan dengan kenaikan suku bunga.
Pound Inggris naik 0,1 persen menjadi 1,3224 dolar AS setelah data menunjukkan para pengusaha mempekerjakan rekor jumlah staf pada November. Yen Jepang melemah, dengan dolar diperdagangkan pada 113,73 yen.
Mata uang terkait komoditas, termasuk dolar Australia dan Kanada, melemah terhadap greenback karena harga minyak mentah Brent turun menuju 73 dolar AS per barel. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan varian virus corona Omicron akan menghambat pemulihan permintaan global.
Ketegangan antara dolar dan euro mencerminkan pilihan Fed dan ECB yang berbeda secara dramatis dari awal pandemi ketika bank-bank sentral cenderung membuat langkah serupa.
Pertemuan The Fed dan ECB menjadi berita utama serangkaian keputusan kebijakan minggu ini yang juga akan datang dari Bank Sentral Inggris (BOE), Bank Sentral Swiss (SNB), Bank Sentral Jepang (BOJ) dan lainnya.
Sementara pasar uang memperkirakan peluang bagus pada kenaikan suku bunga Fed pada Juni, tidak ada langkah-langkah yang diperkirakan dalam waktu dekat dari ECB, BOJ atau SNB. Dan, ancaman Omicron bisa memaksa BOE untuk menunda kenaikan suku bunga.
Mata uang kripto bitcoin naik 2,0 persen menjadi 47.789 dolar AS pada pukul 20.39 GMT, tetapi tetap sekitar 30 persen di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada awal November 2021.
Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis ke Rp 14.324, Berikut Faktor yang Mempengaruhinya