TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar menyebutkan Cina tengah berupaya memenuhi komitmennya untuk menekan emisi gas rumah kacanya. Komitmen untuk mencapai net-zero emission sebelum tahun 2060 itu sudah disampaikan dalam sidang tahunan PBB di bulan September 2021 lalu.
Cina, kata Arcandra, tercatat sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia dan diikuti oleh Amerika Serikat dan India di peringkat kedua dan ketiga. "Sedangkan emisi gas rumah kaca Indonesia hanya sekitar 5 persen dari yang dihasilkan Cina," ucapnya seperti dikutip dari postingannya lewat akun Instagram @arcandra.tahar , Selasa, 14 Desember 2021.
Dengan jumlah emisi gas rumah kaca yang sangat besar itu, menurut Arcandra, wajar jika Presiden Cina berniat dan berupaya memenuhi komitmen tersebut. Niat baik ini diiringi dengan komitmen yang tak kalah penting untuk tidak lagi mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di luar Cina. Negara itu juga mendorong pengembangan energi hijau dan rendah karbon.
Lalu, apakah Cina mampu mewujudkan komitmen ini secara konsisten? Terutama bila ditinjau dari sisi tantangan industri dalam negeri Cina yang membutuhkan energi murah. Soal ini, Arcandra menyebutkan, salah satu cara untuk melihat komitmen itu adalah dengan mengamati penambahan kapasitas pembangunan PLTU di Cina.
Data dari Global Energy Monitor pada tahun 2020 menunjukkan kapasitas PLTU Cina bertambah sebanyak 38 GigaWatt (GW). Sementara, di luar negara itu, kapasitas PLTU milik Cina hanya bertambah sekitar 12 GW.
Artinya, menurut Arcandra, Cina membangun tiga kali lipat PLTU lebih banyak daripada yang dibangun oleh negara-negara di luar Cina. Hal ini terjadi pada saat ekonomi dunia terkontraksi atau perlambatan ekonomi yang sangat dalam.
Sedangkan untuk lima tahun yang akan datang atau untuk periode 2021-2025, kata Arcandra, akan ada penambahan kapasitas PLTU sebesar 200 GW di Cina dengan nilai investasi sekitar US$ 200 miliar.
Sebagai catatan, ada sekitar 2.000 GW PLTU yang beroperasi di seluruh dunia. Dari jumlah ini, ada sekitar 1.100 GW yang beroperasi di Cina dan 42 GW di Jerman.