Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dolar AS Menguat karena Investor Cari Mata Uang Aman di Tengah Lonjakan Covid-19

Reporter

image-gnews
Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina).  REUTERS/Jason Lee
Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mencari mata uang aman di tengah lonjakan kasus Covid-19. 

Di antaranya Austria mengatakan akan menjadi negara pertama di Eropa Barat yang menerapkan kembali penguncian penuh di tengah melonjaknya infeksi Covid-19 dan Jerman mengatakan dapat mengikutinya, mengirim euro lebih rendah.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, naik 0,489 persen pada 96,029, mendekati level tertinggi 16-bulan di 96,266 yang dicapai pada Rabu, 17 November 2021. Untuk minggu ini, dolar naik sekitar 1,0 persen.

Sementara itu euro yang telah berada di belakang sepanjang minggu ini, mencapai level terendah 16-bulan di tengah lonjakan Covid di Eropa dan karena meningkatnya ekspektasi bahwa suku bunga akan dinaikkan lebih cepat di tempat lain, terutama di Amerika Serikat.

Gubernur Federal Reserve (Fed) Christopher Waller mengatakan bank sentral AS harus mempercepat laju pengurangan pembelian obligasi guna memberikan lebih banyak kelonggaran untuk menaikkan suku bunga dari level mendekati nol lebih cepat daripada yang diperkirakan saat ini jika inflasi tinggi dan kekuatan perolehan pekerjaan berlanjut.

Pada acara terpisah Wakil Ketua Fed Richard Clarida mengatakan "mungkin sangat tepat" untuk membahas percepatan penghentian pembelian aset Fed ketika pertemuan berikutnya, pada 14-15 Desember.

"Greenback saat ini tentu diuntungkan dari tanda-tanda penguatan ekonomi AS dan dari aliran safe-haven karena kekhawatiran baru tentang virus," kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo.

Selain penguncian, Austria mengatakan akan mengharuskan semua warganya untuk divaksinasi terhadap Covid-19 mulai 1 Februari, sementara Menteri Kesehatan Jerman memperingatkan pembatasan penguncian dapat kembali diberlakukan.

"Satu hal yang pasti, jika seluruh Eropa harus dikunci sekali lagi, dan tergantung pada berapa lama itu akan berlangsung, kita perlu memikirkan kembali skenario pertumbuhan kita," kata Ahli Strategi Ekuitas Global Tradition, Stephane Ekolo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mata uang terkait komoditas, seperti dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada, yang sering dianggap berisiko, semuanya turun.

Euro telah jatuh lebih dari 1,0 persen minggu ini terhadap dolar dan turun 0,74 persen hari ini di 1,12895 dolar AS, setelah sebelumnya menyentuh 1,1248 dolar AS, level terlemah sejak Juli 2020.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menggandakan posisinya yang berhati-hati pada Jumat (19/11/2021), mengatakan ECB seharusnya tidak memperketat kebijakan karena itu dapat merusak pemulihan.

Aussie turun 0,58 persen pada 0,72335 dolar AS dan Kiwi berakhir 0,72 persen lebih rendah pada 0,69945 dolar AS. Dolar Kanada melemah 0,42 persen menjadi 1,2652 dolar Kanada per dolar AS.

Yen Jepang, juga dianggap sebagai mata uang safe-haven, menguat setelah pengumuman penguncian Austria, dan naik 0,22 persen terhadap dolar pada 113,99 yen.

Sterling kehilangan sebagian dari kenaikannya baru-baru ini dan turun 0,39 persen di sekitar 1,3448 dolar AS.

Dalam mata uang kripto, bitcoin berada di bawah 60.000 dolar AS dan ditetapkan untuk minggu terburuk dalam enam bulan, serta terakhir diperdagangkan di sekitar 58.000 dolar AS.

Baca Juga: IHSG Cetak Rekor, Rupiah Ditutup Melemah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

8 jam lalu

Ilustrasi uang rupiah. Shutterstock
Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.


YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.


Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.


Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.


Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.


Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Bank DBS Indonesia. Foto : DBS
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.


Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.