TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu pagi, 13 November 2021, dimulai dari produsen akan mengalokasikan 11 juta liter minyak goreng seharga Rp 14 ribu menjelang Natal dan Tahun Baru hingga Asosiasi FIntech Syariah Indonesia menanggapi fatwa haram MUI soal pinjaman online.
Adapula berita tentang saham Tesla anjlok setelah Elon Musk menjual saham dan soal pengusaha bidang kesehatan meminta pemerintah melibatkan mereka dalam penentuan harga tes PCR.
Berikut empat berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang pagi ini:
1. 11 Juta Liter Minyak Goreng Seharga Rp 14 Ribu per Liter Siap Diguyur ke Pasar
Produsen minyak goreng dalam negeri bekerja sama dengan pelaku usaha retail modern mengalokasikan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 14 ribu menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Volume alokasi minyak goreng murah itu mencapai 11 juta liter yang didistribusikan ke setiap gerai retail modern secara nasional.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan langkah itu diambil untuk menekan harga minyak goreng yang ikut terkerek akibat siklus komoditas minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar dunia.
“Melihat kenaikan harga yang demikian tinggi maka diusahakan jangan sampai Rp 20 ribu per liter, sebagai referensi dipakailah minyak goreng kemasan sederhana itu,” kata Sahat melalui sambungan telepon, Jumat, 12 November 2021.
Adapun inisiatif minyak goreng murah itu dikerjakan oleh GIMNI bersama dengan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI). Dua asosiasi produsen minyak goreng itu menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk memastikan distribusi minyak goreng yang dipatok seharga Rp 14 ribu di gerai ritel modern.
“Supaya tidak terjadi spekulasi di pasar tradisional makanya kita melalui ritel ada Aprindo yang menjamin bahwa harga tidak akan dinaikkan di atas Rp 14 ribu,” kata dia.
Rencananya, program minyak goreng murah itu bakal berlanjut hingga komoditas strategis tersebut kembali normal seusai siklus komoditas CPO. Adapun, GIMNI memproyeksikan siklus komoditas CPO itu bakal berakhir setelah semester II 2022.
Baca berita selengkapnya di sini.