"Totalnya US$ 18 miliar, sebesar US$ 8 miliar itu sudah clear akan di sektor apa saja, US$ 10 miliar-nya masih tentatif untuk dimasukkan ke IKN," ujar Bahlil.
Namun demikian, Bahlil mengatakan pemerintah Uni Emirat Arab masih melakukan komunikasi intens dengan pemerintah untuk mengalokasikan investasi mereka, di luar yang sudah dikomitmenkan, untuk pembangunan Ibu Kota baru.
"Angkanya berapa belum kami sepakati. Tetapi kalau dari US$ 44,6 miliar ini, yang memungkinkan masuk ke Ibu Kota Negara adalah yang US$ 10 miliar itu karena masih longgar sekali, tapi di luar itu ada juga yang masih kami komunikasikan," kata Bahlil.
Balil mengatakan komitmen investasi US$ 44,6 miliar itu antara lain mencakup bidang bidang infrastruktur, pertanian, alat kesehatan, pusat data, hilirisasi pertambangan, hingga energi baru terbarukan.
Investasi tersebut direncanakan terealisasi paling lambat pada 2024. Adapun pada 2022, ia berharap minimum komitmen investasi US4 8 miliar sudah ada yang terealisasi.
"Target kami tahun 2024 awal ini sudah semua harus terealisasi. Kami ingin komitmen ini harus selesai sebelum masa pemerintah Presiden Jokowi dan Ma'ruf berakhir," kata Bahlil.
Baca Juga: RI Kantongi Komitmen Investasi Rp 637 T dari UEA, Berapa Buat Ibu Kota Baru?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.