TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia telah mengantongi komitmen investasi dari Uni Emirat Arab sebesar US$ 44,6 miliar atau sekitar Rp 637 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS).
Dari nominal tersebut sekitar US$ 18 miliar akan dikelola oleh Lembaga Pengelola Investasi atau LPI. Sebagian besar dari angka tersebut pun berpeluang dikucurkan untuk pembangunan Ibu Kota Negara alias IKN baru di Kalimantan Timur.
"Totalnya US$ 18 miliar, sebesar US$ 8 miliar itu sudah clear akan di sektor apa saja. Sebanyak US$ 10 miliar-nya masih tentatif untuk dimasukkan ke IKN," ujar Bahlil dalam konferensi pers, Kamis, 11 November 2021.
Namun demikian, Bahlil mengatakan pemerintah Uni Emirat Arab masih melakukan komunikasi intens dengan pemerintah untuk mengalokasikan investasi mereka, di luar yang sudah dikomitmenkan, untuk pembangunan Ibu Kota baru.
"Angkanya berapa belum kami sepakati. Tetapi kalau dari US$ 44,6 miliar ini, yang memungkinkan masuk ke Ibu Kota Negara adalah yang US$ 10 miliar itu karena masih longgar sekali, tapi di luar itu ada juga yang masih kami komunikasikan," kata Bahlil.
Sebelumnya, Balil mengatakan komitmen investasi US$ 44,6 miliar itu antara lain mencakup bidang bidang infrastruktur, pertanian, alat kesehatan, pusat data, hilirisasi pertambangan, hingga energi baru terbarukan.