"Ada satu kesepakatan yang kita bangun dengan Air Product yang nilainya kurang lebih US$ 13-15 miliar untuk hilirisasi batu bara low calorie," ujar dia.
Investasi dari Air Product itu diharapkan akan membuat Indonesia tak langsung mengirim komoditas batu bara untuk ekspor, melainkan diolah menjadi Dimethyl Ether yang direncanakan dapat menggantikan elpiji yang selama ini impor.
"Maka air product lakukan investasi dengan beberapa perusahaan perusahaan BUMN dan swasta nasional untuk lakukan hilirisasi bagaimana mendapatkan pengganti LPG dari batu bara atau DME," ujar Bahlil.
Ia mengatakan hal tersebut searah dengan visi besar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam transformasi ekonomi. Artinya, investasi yang masuk harus menciptakan nilai tambah dalam bentuk industrialisasi.
Bahlil mengatakan investasi US$ 44,6 miliar direncanakan terealisasi paling lambat pada 2024. Adapun pada 2022, ia berharap minimum komitmen investasi US$ 8 miliar sudah ada yang terealisasi.
"Target kami tahun 2024 awal ini (komitmen investasi) sudah semua harus terealisasi. Kami ingin komitmen ini harus selesai sebelum masa pemerintah Presiden Jokowi dan Ma'ruf berakhir," kata Bahlil.
Baca: Kisah Nasabah Bumiputera Diusir dari Kantor Saat Perjuangkan Klaim Rp 69 Juta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.