TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah berkomunikasi dan menjajaki agar perusahaan farmasi mancanegara seperti Merck, Pfizer, hingga Johnson & Johnson mau berinvestasi di Indonesia.
Bahkan, Luhut mengatakan telah bertemu langsung dengan perwakilan perusahaan-perusahaan tersebut di New York, Amerika Serikat, dan menyebut telah ada respon positif dari mereka.
“Saya bertemu dengan mereka dan kami mengundang mereka untuk berinvestasi di Indonesia pada bidang farmasi terutama obat dan vaksin yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Dan kita sudah dalam proses penjajakan sehingga kita mau industri itu ada dalam di dalam negeri” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Senin, 8 November 2021.
Upaya tersebut dilakukan, kata Luhut, sebagai upaya agar kemandirian dan ketahanan industri farmasi nasional dapat terwujud. Menurut dia, upaya mewujudkan kemandirian industri farmasi Tanah Air sebenarnya sudah dicanangkan sejak lama, namun penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak masih kurang agresif.
Ia memandang jika ada keinginan yang kuat terkait ini semestinya bisa berjalan dengan baik dan terwujud. Untuk itu, Luhut berujar pemerintah akan mendorong skema insentif yang lebih baik untuk mendorong investasi di sektor farmasi, tidak hanya kepada perusahaan-perusahaan negara atau BUMN, namun juga mendorong sektor swasta.
“Kami juga berencana memberikan insentif seperti tax holiday (pembebasan pajak) yang lebih menarik, kami juga menyiapkan kawasan industri untuk sektor industri farmasi, sehingga bisa terbentuk ekosistem produksi yang lebih baik,” tutur Luhut.