TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memastikan bakal mulai memperlambat laju pembelian asetnya sebagai langkah pertama dalam mengurangi kebijakan uang longgar (easy money policy) era krisis Covid-19.
“Mengingat kemajuan substansial lebih lanjut yang telah dibuat ekonomi menuju tujuan komite sejak Desember lalu, Komite memutuskan untuk mulai mengurangi laju bulanan pembelian aset bersihnya,” kata Federal Open Market Committee (FOMC) dalam pernyataan resmi, mengutip Yahoo Finance, Rabu, 3 November 2021, waktu setempat.
Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19, The Fed telah membeli obligasi AS dan sekuritas berbasis hipotek sebagai dukungan terhadap pemulihan ekonomi AS. Hingga kini, bank sentral AS itu konsisten membeli sekitar US$ 120 miliar per bulan.
Dengan pengumuman itu, The Fed kini memutuskan akan secara bertahap memperlambat laju pembelian tersebut sekitar US$ 15 miliar per bulan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan apa yang disebut program pelonggaran kuantitatif pada pertengahan tahun depan.
Aksi tapering akan dimulai akhir bulan ini dan akan berlanjut pada kecepatan US$ 15 miliar hingga Desember 2021.
FOMC juga mengklarifikasi bahwa dapat mengubah kecepatan tapering sesuai kebutuhan. “Komite menilai bahwa pengurangan serupa dalam laju pembelian aset bersih kemungkinan akan sesuai setiap bulan, tetapi siap untuk menyesuaikan laju pembelian jika dijamin oleh perubahan prospek ekonomi, ” seperti dikutip dari pernyataan FOMC.
Di bidang suku bunga, FOMC masih mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol. Pernyataan The Fed terus menggandakan pandangannya bahwa pembacaan inflasi yang tinggi akan terbukti sementara.
Hal tersebut juga menegaskan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait dengan pandemi dan pembukaan kembali ekonomi telah berkontribusi pada kenaikan harga yang cukup besar di beberapa sektor. Antisipasi untuk penurunan bunga oleh The Fed telah meningkatkan diskusi mengenai langkah-langkah selanjutnya dari FOMC untuk menaikkan suku bunga.