TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti pertemuan khusus antara Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan dari negara G20. Pertemuan tersebut digelar sehari sebelum pertemuan tingkat kepala negara.
Persamuhan itu antara lain membahas mengenai pemulihan ekonomi global yang telah terjadi namun tidak merata. "Ketidakmerataan salah satunya karena akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia," ujar dia dalam siaran pers video di akun YouTube Sekretariat Kabinet, Minggu, 31 Oktober 2021.
Sri Mulyani mengatakan ada negara yang sampai hari ini jumlah vaksinasinya masih kurang dari 3 persen penduduk, misalnya negara-negara di benua Afrika. Adapun vaksinasi di negara miskin rata-rata baru 6 persen dari jumlah penduduk.
Di sisi lain, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia mengatakan negara-negara maju telah melaksanakan vaksinasi untuk 70 persen penduduk. Bahkan, ada negara yang vaksinasinya mendekati seratus persen penduduk dan telah memberikan suntikan ketiga atau boosting.
"Karena Covid-19 adalah ancaman nyata perekonomian dunia, maka dalam pembahasan antar Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan disepakati membangun mekanisme pencegahan pandemi," ujar dia.
Sri Mulyani berujar persiapan itu diperlukan lantaran pada hari ini dunia tidak siap dalam menghadapi pandemi sehingga menyebabkan biaya penanganan pandemi mencapai US$ 12 triliun dan sekitar 5 juta orang meninggal.
Untuk itu, ke depannya, negara-negara di dunia perlu menyiapkan langkah-langkah menghadapi pandemi dengan lebih baik. Persiapan menghadapi pandemi itu, kata dia, sangat bergantung kepada ada tidaknya kesepakatan protokol kesehatan antarnegara.
Di samping itu, perlu pula adanya pengaturan tata kelolanya. Pasalnya, selama ini WHO hanya membicarakan standar. Persoalan ketiga adalah perkara pendanaan.
"Karena itu, presiden dalam intervensi pertama menyebut arsitektur kesehatan global harus diperkuat," ujar dia. Hal tersebut terdiri dari kolaborasi antar negara untuk memperkuat akses vaksinasi kala terjadi pandemi, serta penyediaan fasilitas terapi, diagnosis, dan alat pelindung.
Sri Mulyani persoalan-persoalan itu telah dibahas namun belum ada solusinya. Karena itu, disepakati akan ada Satuan Kerja Antar Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan di bawah G20 untuk menyusun persiapan, pencegahan, dan respon menghadapi pandemi.
"Taskforce dipimpin Menteri Keuangan Indonesia dan Italia. Sebab, Indonesia menjadi presidensi mulai Desember dan Italia saat ini menjadi presidensi," ujar dia.
Perkara-perkara tersebut, kata Sri Mulyani, nantinya akan emnjadi fokus dan pembahasan antar kepala negara. "Banyak yang mendukung, namun bentuknya masih perlu dibahas di bawah presidensi indonesia."
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut G20 Berperan Mendorong Kerja Sama Global Soal Stok Vaksin