Adapun faktor tersebut adalah fungsi dari sarana dan kelalaian manusia. Dari sisi sarana, Adita berujar, masalah yang mungkin timbul saat kecelakaan dapat terlihat setelah investigasi dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) selesai.
Sedangkan dari sisi sumber daya manusia, ada berbagai potensi yang mendorong terjadinya kelalaian. Misalnya, manajemen waktu kerja yang menyebabkan kelelahan masinis.
Adapun INKA memproduksi 31 gerbong untuk LRT Jabodebek rute Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi. Pemesanan diterima perseroan sejak 2018 dengan nilai kontrak Rp 3,9 triliun. Pendanaan itu bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta sindikasi bank.
Produksi kereta INKA mayoritas menggunakan komponen lokal. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kereta ini mencapai 65 persen. Untuk melengkapi komponen kereta, INKA bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti PT Krakatau Steel (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT Pindad (Persero).
INKA juga bekerja sama berbagai institusi, seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Sebelas Maret, Universitas Gajah Mada, dan Institut Teknologi Bandung, untuk riset selama pengembangan kereta. Rencananya, kereta LRT Jabodebek akan beroperasi secara komersial pada pertengahan 2022.
Baca: Jokowi Minta Harga PCR Rp 300 Ribu, Alvin Lie: Menunjukkan Selama Ini Overpriced
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.