TEMPO.CO, Jakarta - CEO Intel Pat Gelsinger memperkirakan krisis chip global bakal bertahan lebih lama dari perkiraan semula. Ia bahkan menyebut krisis bisa berlanjut setidaknya hingga tahun 2023 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Gelsinger pada Kamis malam, 21 Oktober 2021 menjelang dirilisnya laporan keuangan kuartal ketiga 2021 Intel. Pernyataan itu merespons tanda-tanda krisis chip yang semakin parah belakangan ini.
Adapun gap lead time atau waktu antara pemesanan dengan pengiriman untuk chip telah naik dalam 9 bulan berturut-turut. Per September lalu, waktunya molor hinggga menjadi rata-rata 21,7 minggu, menurut Susquehanna Financial Group.
Lebih jauh, Bos Intel tersebut menyebutkan bahwa kekurangan komponen itu mempengaruhi bisnis chip PC selama kuartal ketiga. Hal itu yang turut memicu pelemahan harga saham Intel hingga 8 persen.
Krisis chip saat ini, kata Gelsinger, adalah yang terburuk. Walau yakin kondisi akan membaik khususnya mulai tahun depan, ia memperkirakan keseimbangan pasokan-permintaan tidak dapat diharapkan hingga setidaknya hingga tahun 2023.
Gelsinger menjelaskan, saat ini digitalisasi adalah segalanya. Digitalisasi didorong oleh empat kekuatan super Artificial Intelligence (AI), konektivitas, infrastruktur cloud-to-edge, dan komputasi, yang semuanya mendorong kebutuhan lebih banyak chip.