Keseimbangan primer merupakan selisih dari pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Karena terjadi defisit, kata Achmad, maka tidak ada dana untuk membayar bunga utang, sehingga sebagian atau seluruh bunga utang dibayar dengan penambahan utang baru. "Itulah kesimpulan negatifnya keseimbangan primer," tuturnya.
Achmad memandang keseimbangan primer negatif tersebut sudah makin parah dalam dua tahun terakhir. Artinya, sejak 2020-2021 terakhir Indonesia memilih strategi fiskalnya dengan strategi gali lubang tutup jurang.
"Bila strategi fiskal tersebut terus dilakukan maka Indonesia akan memasuki kerentanannya yang paling dalam. Nilai tukar menjadi terekspose dari serangan spekulan global dan IHSG menjadi valatile di tahun-tahun kedepan," kata dia.
Dia menilai bahwa strategi fiskal yang dipilih Presiden Jokowi beserta tim ekonominya telah menimbulkan beban untuk generasi kepemimpinan Indonesia berikutnya. Oleh karena zona merah tersebut tidak boleh diteruskan.
"Pak Jokowi, jalan utang ini bukan jalan yang benar untuk menjadikan Indonesia menjadi lima besar dunia, masih ada jalan lain dan jalan itu harus dipimpin oleh anak muda bukan mereka yang berfikir old fashion," tutur Achmad.
BACA: Indef Ingatkan Pemerintah untuk Hati-hati Terapkan Pajak Karbon
CAESAR AKBAR
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.