Faktor kedua, kata dia, adalah regulator pasar keuangan dan bank sentral di AS diperkirakan tidak akan melakukan pengetatan regulasi kripto seperti di Cina. Ketiga, masuknya investor kakap sekelas George Soros ke pasar kripto menjadikan nilai Bitcoin melonjak.
"Keempat, kelahiran exchange trade fund yang memiliki underlying aset kripto pertama kali turut meramaikan sentimen positif Bitcoin," ujar Bhima. Meski demikian, ia tak menyarankan Bitcoin untuk investor dengan profil risiko rendah.
Dilansir dari Bisnis, berdasarkan data Coinmarketcap.com, nilai Bitcoin yang merupakan aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia mencapai US$ 66.613 (sekitar Rp 940 juta dengan asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar) pada Kamis pagi, 21 Oktober 2021.
Melonjaknya harga Bitcoin terjadi sehari setelah ETF (exchange traded fund) Bitcoin berjangka pertama AS mulai diperdagangkan. Nilai Bitcoin menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. April 2021 lalu, nilai Bitcoin sempat menembus US$ 64.000. Kala itu, nilai tersebut berhasil menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
Rekor lain pun ditorehkan oleh cryptocurrency yang menjadi salah satu acuan pasar aset kripto global tersebut. Sebab, pada hari yang sama, kapitalisasi pasar Bitcoin berhasil menembus US$ 42 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
Kapitalisasi pasar Bitcoin tersebut naik lebih dari 300 persen dari tahun lalu dan 95 persen dari 2019 setelah sempat jatuh 73 persen 2018.
Baca: Promo di Tanggal Tua Oktober: Hokben Rp 20 Ribu hingga Buy 1 Get 1 Pepper Lunch
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.