TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus membujuk perusahaan unicorn untuk memancing masuk modal asing. Direktur BEI Hasan Fawzi mengatakan pihaknya memiliki beberapa strategi pengembangan untuk memperbesar aliran modal asing. Salah satunya dengan menggaet perusahaan unicorn untuk go public.
"Kami [berupaya] menarik minat pencatatan saham unicorn, teknologi, dan new economy lainnya, yang semakin diminati oleh investor global dan domestik," katanya kepada Bisnis pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Selain itu, lanjutnya, BEI konsisten mengadopsi standar global yang diminati oleh para investor, pengelola dana, dan indeks providers global. Menurutnya, perseroan juga aktif bekerja sama dengan bursa di Asean lainnya.
Hasan menambahkan BEI beberapa kali bahkan melakukan inisiatif dan kerja sama bersama untuk menarik minat investor global. Menurutnya, BEI telah memberikan kemudahan dan insentif untuk instrumen produk ETF, reksadana berbasis ESG, surat utang berbasis ESG, dan produk derivatif.
"Kami mengubah klasifikasi industri pada indeks dengan menerapkan IDX Industrial Classification di awal tahun ini sehingga lebih sesuai standar global. Serta lebih mencerminkan pengelompokan sahan sesuai produknya, sinkron dengan indeks global," katanya.
Investor asing telah melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp 2,15 triliun pada kuartal III 2021. Jumlah itu naik 457 persen bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya Rp 638,36 milar. Bahkan lebih baik daripada kuartal I 2021 yang mencatatkan net sell Rp 1,18 triliun.
Presiden Direktur RHB Sekuritas Indonesia Iwanho mengatakan IHSG berpotensi melaju hingga level 6.500 pada akhir tahun. Level itu lebih tinggi 4,36 persen dibandingkan dengan penutupan Jumat (1/10/2021) di posisi 6.228.
"Indeks target berada di 6.500. Sectoral rotation dari investor yang akan memberikan keuntungan lebih terhadap investor," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Iwanho menjagokan beberapa sektor seperti batu bara dan minyak kelapa sawit. Selain itu, telekomunikasi serta ritel high-end seperti MAPI dan saham-saham sektor properti. "Telekomunikasi didorong dengan kepastian merger antara ISAT dan dan Hutchison yang diharapkan menurunkan kompetisi di industri," katanya.
Baca juga: Erick Thohir Sebut RI Bisa Punya 25 Perusahaan Unicorn, Caranya?