Sebelumnya OPEC+ menghadapi tekanan dari konsumen seperti Amerika Serikat dan India untuk memproduksi lebih banyak minyak. Tekanan tersebut dilakukan untuk membantu menurunkan harga karena permintaan minyak telah pulih lebih cepat dari yang diperkirakan di beberapa bagian dunia.
Analis pasar senior di OANDA, Edward Moya, menyatakan, bila OPEC+ tetap pada skenario dan hanya memberikan peningkatan 400.000 barel per hari yang direncanakan pada November, pasar energi akan segera melihat harga minyak US$ 90. Adapun setiap kenaikan produksi yang lebih kecil dari 600.000 barel akan meningkatkan harga.
Sementara itu, kenaikan harga minyak juga dipicu oleh lonjakan harga gas alam secara global mendorong produsen listrik untuk menjauh dari gas. Generator-generator di Pakistan, Bangladesh dan Timur Tengah telah mulai mengganti bahan bakar.
Adapun pada pekan ini perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu keempat berturut-turut karena lebih banyak unit lepas pantai yang dilanda badai kembali beroperasi di Teluk Meksiko. Jumlah rig bertambah 7 menjadi 528 rig dalam seminggu hingga 1 Oktober, tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya pada Jumat, 1 Oktober 2021.
ANTARA
Baca: Krisis Utang Evergrande Memicu Naiknya Credit Default Swap RI, tapi...